Hukum Keppler
Di dalam astronomi, tiga Hukum Gerakan Planet Kepler
adalah:
1. Setiap planet
bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di salah satu fokusnya.
2. Luas daerah yang
disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama.
3. Perioda kuadrat
suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari Matahari.
Ketiga hukum di atas ditemukan oleh ahli matematika
dan astronomi Jerman: Johannes Kepler (1571–1630), yang menjelaskan gerakan
planet di dalam tata surya. Hukum di atas menjabarkan gerakan dua benda yang
saling mengorbit.
Karya Kepler didasari oleh data pengamatan Tycho
Brahe, yang diterbitkannya sebagai 'Rudolphine tables'. Sekitar tahun 1605,
Kepler menyimpulkan bahwa data posisi planet hasil pengamatan Brahe mengikuti
rumusan matematika cukup sederhana yang tercantum di atas.
Hukum Kepler mempertanyakan kebenaran astronomi dan
fisika warisan zaman Aristoteles dan Ptolemaeus. Ungkapan Kepler bahwa Bumi
beredar sekeliling, berbentuk elips dan bukannya epicycle, dan membuktikan
bahwa kecepatan gerak planet bervariasi, mengubah astronomi dan fisika. Hampir
seabad kemudian, Isaac Newton mendeduksi Hukum Kepler dari rumusan hukum
karyanya, hukum gerak dan hukum gravitasi Newton, dengan menggunakan Euclidean
geometri klasik.
Pada era modern, hukum Kepler digunakan untuk
aproksimasi orbit satelit dan benda-benda yang mengorbit Matahari, yang
semuanya belum ditemukan pada saat Kepler hidup (contoh: planet luar dan
asteroid). Hukum ini kemudian diaplikasikan untuk semua benda kecil yang
mengorbit benda lain yang jauh lebih besar, walaupun beberapa aspek seperti
gesekan atmosfer (contoh: gerakan di orbit rendah), atau relativitas (contoh:
prosesi preihelion merkurius), dan keberadaan benda lainnya dapat membuat hasil
hitungan tidak akurat dalam berbagai keperluan.
Pengenalan Tiga Hukum Kepler
Secara Umum
Hukum hukum ini menjabarkan gerakan dua badan yang
mengorbit satu sama lainnya. Massa dari kedua badan ini bisa hampir sama,
sebagai contoh Charon—Pluto (~1:10), proporsi yang kecil, sebagai contoh.
Bulan—Bumi(~1:100), atau perbandingan proporsi yang besar, sebagai contoh
Merkurius—Matahari (~1:10,000,000).
Dalam semua contoh di atas, kedua badan mengorbit
mengelilingi satu pusat massa, barycenter, tidak satu pun berdiri secara
sepenuhnya di atas fokus elips. Namun, kedua orbit itu adalah elips dengan satu
titik fokus di barycenter. Jika rasio massanya besar, sebagai contoh planet
mengelilingi Matahari, barycenternya terletak jauh di tengah obyek yang besar,
dekat di titik massanya. Di dalam contoh ini, perlu digunakan instrumen presisi
canggih untuk mendeteksi pemisahan barycenter dari titik masa benda yang lebih
besar. Jadi, hukum Kepler pertama secara akurat menjabarkan orbit sebuah planet
mengelilingi Matahari.
Karena Kepler menulis hukumnya untuk aplikasi orbit
planet dan Matahari, dan tidak mengenal generalitas hukumnya, artikel ini hanya
akan mendiskusikan hukum di atas sehubungan dengan Matahari dan
planet-planetnya.
Hukum Keppler I
"Setiap planet bergerak dengan lintasan
elips, Matahari berada di salah satu fokusnya."
Pada zaman Kepler, klaim di atas adalah radikal.
Kepercayaan yang berlaku (terutama yang berbasis teori epicycle) adalah bahwa
orbit harus didasari lingkaran sempurna. Pengamatan ini sangat penting pada saat
itu karena mendukung pandangan alam semesta menurut Kopernikus. Ini tidak
berarti ia kehilangan relevansi dalam konteks yang lebih modern.
Meski secara teknis elips yang tidak sama dengan
lingkaran, tetapi sebagian besar planet planet mengikuti orbit yang
bereksentrisitas rendah, jadi secara kasar bisa dibilang mengaproksimasi
lingkaran. Jadi, kalau ditilik dari pengamatan jalan edaran planet, tidak jelas
kalau orbit sebuah planet adalah elips. Namun, dari bukti perhitungan Kepler,
orbit-orbit itu adalah elips, yang juga memeperbolehkan benda-benda angkasa
yang jauh dari Matahari untuk memiliki orbit elips. Benda-benda angkasa ini
tentunya sudah banyak dicatat oleh ahli astronomi, seperti komet dan asteroid.
Sebagai contoh, Pluto, yang diamati pada akhir tahun 1930, terutama terlambat
diketemukan karena bentuk orbitnya yang sangat elips dan kecil ukurannya.
Hukum Keppler II
"Luas daerah yang disapu pada selang
waktu yang sama akan selalu sama."
Hukum Keppler III
Planet yang terletak jauh dari Matahari memiliki
perioda orbit yang lebih panjang dari planet yang dekat letaknya. Hukum Kepler
ketiga menjabarkan hal tersebut secara kuantitatif.
Perioda kuadrat suatu planet
berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari Matahari."
Sejarah
Pada tahun 1601 Kepler berusaha mencocokkan berbagai
bentuk kurva geometri pada data-data posisi Planet Mars yang dikumpulkan oleh
Tycho Brahe. Hingga tahun 1606, setelah hampir setahun menghabiskan waktunya
hanya untuk mencari penyelesaian perbedaan sebesar 8 menit busur (mungkin bagi
kebanyakan orang hal ini akan diabaikan), Kepler mendapatkan orbit planet Mars.
Menurut Kepler, lintasan berbentuk elips adalah gerakan yang paling sesuai
untuk orbit planet yang mengitari matahari. Pada tahun 1609, dia
mempublikasikan Astronomia Nova yang menyatakan dua hukum gerak planet. Hukum
ketiga tertulis dalam Harmonices Mundi yang dipublikasikan sepuluh tahun
kemudian.
0 Komentar untuk "Hukum Keppler"
Post a Comment
Silahkan ditanyakan jika ada yang bingung