Pengertian Optika
Optika adalah cabang fisika yang menggambarkan
perilaku dan sifat cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Optika
menerangkan dan diwarnai oleh gejala optis. Kata optik berasal dari bahasa
Latin ὀπτική, yang berarti tampilan.
Bidang optika biasanya menggambarkan sifat cahaya
tampak, inframerah dan ultraviolet; tetapi karena cahaya adalah gelombang
elektromagnetik, gejala yang sama juga terjadi di sinar-X, gelombang mikro,
gelombang radio, dan bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan juga gejala
serupa seperti pada sorotan partikel muatan (charged beam). Optik secara umum
dapat dianggap sebagai bagian dari keelektromagnetan. Beberapa gejala optis
bergantung pada sifat kuantum cahaya yang terkait dengan beberapa bidang optika
hingga mekanika kuantum. Dalam praktiknya, kebanyakan dari gejala optis dapat
dihitung dengan menggunakan sifat elektromagnetik dari cahaya, seperti yang
dijelaskan oleh persamaan Maxwell.
Bidang optika memiliki identitas, masyarakat, dan
konferensinya sendiri. Aspek keilmuannya sering disebut ilmu optik atau fisika
optik. Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa
optik yang terkait khusus dengan sistem iluminasi (iluminasi) disebut rekayasa
pencahayaan. Setiap disiplin cenderung sedikit berbeda dalam aplikasi,
keterampilan teknis, fokus, dan afiliasi profesionalnya. Inovasi lebih baru
dalam rekayasa optik sering dikategorikan sebagai fotonika atau
optoelektronika. Batas-batas antara bidang ini dan "optik" sering
tidak jelas, dan istilah yang digunakan berbeda di berbagai belahan dunia dan
dalam berbagai bidang industri.
Karena aplikasi yang luas dari ilmu "cahaya"
untuk aplikasi dunia nyata, bidang ilmu optika dan rekayasa optik cenderung
sangat lintas disiplin. Ilmu optika merupakan bagian dari berbagai disiplin
terkait termasuk elektro, fisika, psikologi, kedokteran (khususnya optalmologi
dan optometri), dan lain-lain. Selain itu, penjelasan yang paling lengkap
tentang perilaku optis, seperti dijelaskan dalam fisika, tidak selalu rumit
untuk kebanyakan masalah, jadi model sederhana dapat digunakan. Model sederhana
ini cukup untuk menjelaskan sebagian gejala optis serta mengabaikan perilaku
yang tidak relevan dan / atau tidak terdeteksi pada suatu sistem.
Di ruang bebas suatu gelombang berjalan pada kecepatan
c = 3×108 meter/detik. Ketika memasuki medium tertentu (dielectric atau
nonconducting) gelombang berjalan dengan suatu kecepatan v, yang mana adalah
karakteristik dari bahan dan kurang dari besarnya kecepatan cahaya itu sendiri
(c). Perbandingan kecepatan cahaya di dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya
di medium adalah indeks bias n bahan sebagai berikut : n = c/v.
Optika klasik
Sebelum optika kuantum menjadi penting, asarnya
terdiri dari aplikasi elektromagnetik klasik dan pendekatan frekuensi tinggi
untuk cahaya. Optik klasik terbagi menjadi dua cabang utama: optika geometris
dan optika fisis.
Optika geometris, atau optika sinar, menjelaskan
propagasi cahaya dalam bentuk "sinar". Sinar dibelokkan di antarmuka
antara dua medium yang berbeda, dan dapat berbentuk kurva di dalam medium yang
mana indeks-refraksinya merupakan fungsi dari posisi. "Sinar" dalam
optik geometris merupakan objek abstrak, atau "instrumen", yang
sejajar dengan muka gelombang dari gelombang optis sebenarnya. Optik geometris
menyediakan aturan untuk penyebaran sinar ini melalui sistem optis, yang
menunjukkan bagaimana sebenarnya muka gelombang akan menyebar. Ini adalah
penyederhanaan optik yang signifikan, dan gagal untuk memperhitungkan banyak
efek optis penting seperti difraksi dan polarisasi. Namun hal ini merupakan
pendekatan yang baik, jika panjang gelombang cahaya tersebut sangat kecil
dibandingkan dengan ukuran struktur yang berinteraksi dengannya. Optik geometris
dapat digunakan untuk menjelaskan aspek geometris dari penggambaran cahaya
(imaging), termasuk aberasi optis.
Optika geometris sering disederhanakan lebih lanjut
oleh pendekatan paraksial, atau "pendekatan sudut kecil." Perilaku
matematika yang kemudian menjadi linear, memungkinkan komponen dan sistem optis
dijelaskan dalam bentuk matrik sederhana. Ini mengarah kepada teknik optik
Gauss dan penelusuran sinar paraksial, yang digunakan untui order pertama dari
sistem optis, misalnya memperkirakan posisi dan magnifikasi dari gambar dan
objek. Propagasi sorotan Gauss merupakan perluasan dari optik paraksial yang
menyediakan model lebih akurat dari radiasi koheren seperti sorotan laser.
Walaupun masih menggunakan pendekatan paraksial, teknik ini memperhitungkan
difraksi, dan memungkinkan perhitungan pembesaran sinar laser yang sebanding
dengan jarak, serta ukuran minimum sorotan yang dapat terfokus. Propagasi
sorotan Gauss menjembatani kesenjangan antara optik geometris dan fisik.
Optika fisis atau optika gelombang membentuk prinsip
Huygens dan memodelkan propagasi dari muka gelombang kompleks melalui sistem
optis, termasuk amplitudo dan fase dari gelombang. Teknik ini, yang biasanya
diterapkan secara numerik pada komputer, dapat menghitung efek difraksi,
interferensi, polarisasi, serta efek kompleks lain. Akan tetapi pada umumnya
aproksimasi masih digunakan, sehingga tidak secara lengkap memodelkan teori
gelombang elektromagnetik dari propagasi cahaya. Model lengkap tersebut jauh
lebih menuntut komputasi, akan tetapi dapat digunakan untuk memecahkan
permasalahan kecil yang memerlukan pemecahan lebih akurat.
Optik Modern
Optika modern meliputi bidang ilmu dan rekayasa optik
yang menjadi terkenal pada abad ke 20. Bidang-bidang ilmu optik ini biasanya
berhubungan dengan elektromagnetik atau sifat kuantum dari cahaya tetapi tidak
termasuk topik lain.
Optik sehari-hari
Optik adalah bagian dari kehidupan sehari-hari.
Pelangi dan bayangan adalah contoh gejala optis. Banyak orang mendapat manfaat
dari kacamata atau lensa kontak, dan optik digunakan di banyak barang konsumen
termasuk kamera. Superimposisi dari struktur periodik, misalnya tisu transparan
dengan struktur kisi, menghasilkan bentuk yang dikenal sebagai pola moiré.
Superimposisi dari pola periodik transparan yang terdiri garis atau kurva buram
paralel memproduksi pola garis moiré.
0 Komentar untuk "Pengertian Optika"
Post a Comment
Silahkan ditanyakan jika ada yang bingung