Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Pak Suko (63 tahun) seorang petani asal Desa Mangunsari,
Sawangan, Magelang, Jawa Tengah. Belasan tahun yang lalu ia merasakan
beratnya hidup akibat gagal panen. Hama demi hama berganti
menyerang, mulai dari tikus, wereng, tungro, lalu hama penggerek
batang. Pak Suko melihat sistem pertanian ”orde baru” sebagai
penyebabnya. Padi yang dikatakan tahan wereng dan berumur pendek
ternyata diobrak-abrik hama.
Petani menjadi bergantung pada pupuk dan pestisida buatan pabrik yang harganya cukup mahal. Namun, pemakaian bahan-bahan kimia itu mematikan ikan, cacing, dan belut. Bersama adik dan tetangganya, Pak Suko mencoba kembali ke sistem pertanian lama. Mereka mengumpulkan bibit padi dari varietas lokal yang sudah ditinggalkan. Selama masa pencariannya, Pak Suko dan kelompoknya mencoba membudidayakan kembali 27 jenis padi lokal di sawah sewaan seluas 0,3 hektare. Lima belas jenis padi, antara lain rojo lele, ketan kuthuk, kenongo, menthik wangi, gethok, leri, papah aren, dan berlian, berhasil dibudidayakan.
Mereka mengganti pupuk kimia buatan pabrik dengan pupuk organik yang dibuat dari campuran bekatul, gula, terasi, dan kotoran kerbau. Untuk melawan wereng, laba-laba disebar di areal persawahan. ”Hasilnya, bertani lebih murah, ikan dan belut bisa dipanen, dan rasa berasnya lebih enak,” kata Pak Suko.
Saat mendirikan kelompok tani yang bernama Mino Sroyo Ngesti Rahardjo, mereka mengundang kepala desa, dinas perikanan, dinas pertanian tanaman pangan, dan aparat pemerintah lainnya. Selain menebar undangan, mereka juga mengumumkannya di Radio Siaran Pemerintah Daerah.
Undangan yang datang tidak begitu banyak. Hal ini disebabkan pada tahun 1990-an, saat kelompok taninya berdiri, pemerintah sedang gencar-gencarnya menurunkan petugas pertanian lapangan. Akibatnya, petugas selalu mendesak mereka untuk mengikuti cara bertani saat itu. Namun, Pak Suko bersama kelompoknya berani menentang model pertanian seragam itu. Dua tahun kemudian, mereka berhasil meraih kesuksesan. Keberhasilan itu mendorong banyak instansi ingin masuk dan mengaku sebagai pembinanya.
Kegigihan dan keberhasilan Pak Suko membuktikan bahwa jenis keragaman hayati Indonesia mampu memberikan hasil lebih baik daripada benih padi hasil rekayasa. Inilah yang dinilai tinggi oleh Yayasan Kehati (Keanekaragaman Hayati), sehingga Pak Suko berhasil meraih Kehati Award 2001. Kehati ialah organisasi nirlaba yang berdiri tujuh tahun lalu dan diketuai Prof. Emil Salim, bertujuan ikut menunjang kegiatan konservasi keanekaan dan pemanfaatan sumber daya hayati.
a. Faktor-Faktor Endogen
Seorang petani di Magelang berhasil mengembalikan sistem pertanian kuno tanpa pupuk dan pestisida. Hasilnya jauh lebih baik daripada pertanian yang dikampanyekan pemerintah Indonesia waktu itu. Untuk menganalisis kasus perubahan sosial tersebut, kalian perlu menyimak analisis para ahli ilmu sosial tentang faktor penyebab perubahan sosial. Perubahan sosial menurut David Mc. Clelland didorong oleh need for achievement (motivasi berprestasi) dari individu-individu dalam masyarakat itu. Apabila setiap individu memiliki motivasi untuk meraih prestasi terbaik, kelompok secara otomatis akan bergerak maju.
Senada dengan pendapat David Mc. Clelland dan Everette Hagen mengemukakan pentingnya creative personality (kepribadian kreatif) dalam mendorong perubahan sosial. Menurutnya, perubahan sosial akan terjadi jika ada perubahan kepribadian yang mengarah kepada kepribadian kreatif. Kepribadian kreatif atau kepribadian inovatif antara lain memiliki kebutuhan sangat besar terhadap otonomi dan keteraturan, pemahaman sendiri yang memungkinkannya tegas terhadap orang lain, serta kebutuhan untuk memelihara dan memikirkan kesejahteraan orang lain maupun kesejahteraan dirinya sendiri. Lain lagi pendapat yang dikemukakan Alvin L. Bertrand. Dia lebih menekankan pada komunikasi. Dengan adanya komunikasi di dalam masyarakat akan tercapai suatu pemahaman bersama antaranggota masyarakat. Selanjutnya, masyarakat dapat melakukan perubahan sosial.
Menurut Soerjono Soekanto (1989), terjadinya perubahan sosial didorong oleh faktor endogen dan faktor eksogen masyarakat. Yang dimaksud dengan faktor endogen ialah faktor yang berasal dari dalam masyarakat. Sedangkan faktor eksogen ialah faktor yang berasal dari luar masyarakat.
Secara umum, faktor-faktor endogen meliputi beberapa hal berikut.
1) Jumlah Penduduk
Besar kecilnya jumlah penduduk akan menentukan cepat lambatnya perubahan masyarakat. Penduduk yang padat lebih cepat berubah struktur dan kultur masyarakatnya dibandingkan dengan yang kurang padat. Misalnya, perubahan akibat urbanisasi. Karena banyak penduduk pedesaan pindah ke perkotaan, pedesaan hanya dihuni oleh warga berusia tidak produktif. Tinggal orang tua dan anak-anak saja. Komposisi penduduk yang semacam itu berpengaruh terhadap laju perubahan sosialnya. Program pembangunan yang dilaksanakan tidak mendapat dukungan warga. Akibatnya, perubahan menuju kondisi yang lebih baik tidak berjalan lancar.
Sebaliknya, urbanisasi menambah jumlah penduduk perkotaan. Apalagi pemerintah kota tidak mampu membatasi kedatangan orang-orang yang ingin mengadu nasib di sana. Sayangnya, pertambahan tenaga kerja produktif itu tidak dibarengi dengan perluasan lapangan kerja. Terjadilah penumpukan tenaga kerja produktif. Jumlah penganggur semakin besar, sementara kebutuhan hidup mereka tidak bisa ditunda pemenuhannya.
Yang terlintas di pikiran hanyalah melakukan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kejahatan pun meningkat. Karena kejahatan meningkat, penduduk kota meningkatkan kewaspadaan dengan membangun tembok rumah tinggitinggi, mencurigai setiap orang asing yang ditemui, serta membatasi lingkup interaksinya. Merebaklah sikap individualisme di masyarakat perkotaan. Perubahan sosial yang mencakup berbagai segi kehidupan bergulir.
2) Penemuan Baru
Salah satu bentuk penemuan manusia yang mengubah kehidupan masyarakat ialah mesin uap. Hasil penemuan abad ke-18 itu berawal dari upaya seorang Prancis bernama Denis Papin di akhir abad ke-17. Papin menggunakan uap untuk menggerakkan piston di dalam silinder. Bahkan Papin telah memanfaatkan mesin uap sederhana untuk menjalankan perahu. Pada tahun 1712 seorang Inggris, Thomas Newcomen, membuat mesin uap yang lebih praktis lagi. Mesin segera dipakai di berbagai tambang batu bara di seluruh Eropa. Mesin uap ini digunakan untuk memompa air dari pertambangan yang terkena banjir.
Ternyata, meskipun telah mengalami perbaikan, mesin uap Newcomen masih terlalu besar, kaku, dan lamban. Mesin ini juga membutuhkan batu bara yang banyak sekali untuk menghasilkan uap. Pada tahun 1764 di Glasgow (Skotlandia), James Watt diminta untuk memperbaiki mesin uap Newcomen. Dalam waktu lima tahun, Watt berhasil mengembangkan mesin yang jauh lebih baik. Ia mematenkan mesinnya pada tahun 1769 dan segera banyak dimanfaatkan. Tetapi Watt terus melakukan penyempurnaan. Sehingga tahun 1782, ia menggunakan uap untuk menggerakkan piston naik turun. Mesin uap Watt mengubah panas menjadi energi mekanis. Mesin itu berguna untuk menjalankan berbagai macam mesin. Inilah awal perubahan besar yang dikenal sebagai revolusi industri.
Paparan di atas membuktikan bahwa penemuan baru mendorong perubahan sosial. Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah terjadi dalam kehidupan masyarakat. Penemuan baru dibedakan menjadi discovery dan invention. Penemuan unsur-unsur kebudayaan baik berupa alat ataupun gagasan baru disebut discovery. Dalam revolusi industri, discovery berwujud mesin uap buatan Denis Papin.
Ketika masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan menerapkan penemuan discovery itu, terjadilah invention. Pengertian invention menunjuk pada upaya menghasilkan suatu unsur kebudayaan baru dengan mengombinasi atau menyusun kembali unsur-unsur kebudayaan lama yang telah ada dalam masyarakat. Dalam deskripsi di atas, invention berupa mesin uap yang disempurnakan oleh Thomas Newcomen dan James Watt.
Berbagai penemuan baru mendorong terjadinya perubahan sosial sebagai berikut.
a) Penemuan baru yang menyebar ke segala arah. Penemuan radio dapat menyebabkan perubahan di bidang-bidang lain, seperti pendidikan, perekonomian, pemerintahan, pertanian, perekonomian, jasa, perikanan, dan lain-lain.
b) Penemuan baru yang berdampak terjadinya perubahan yang menjalar dari satu lembaga ke lembaga kemasyarakatan yang lain.
Penemuan pesawat terbang dapat membawa pengaruh pada sistem transportasi udara. Perubahan sistem transportasi udara ini memengaruhi peralatan tempur, perubahan alat tempur memengaruhi organisasi kemiliteran, dan seterusnya.
c) Penemuan baru yang memunculkan suatu jenis perubahan. Penemuan kapal laut, peta bumi, dan alat kompas dapat menumbuhkan sikap kolonialisme.
3) Konflik dalam Masyarakat
Konflik di dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk.
a) Konflik antara Individu dengan Individu
Konflik ini bersifat individual. Seperti pada Maya dan Beta yang selama ini berteman karib. Suatu ketika Maya bertengkar dengan Beta karena Beta dianggap merahasiakan sesuatu yang ingin diketahui Maya. Mereka pun berpisah dan enggan bertemu satu sama lain. Perpisahan itu mengubah sikap Maya terhadap Beta. Maya menjadi enggan menyapa Beta. Demikian pula Beta.
Pada kasus yang lain, konflik tersebut dapat membawa perubahan sosial yang luas cakupannya. Hal ini bakal terjadi jika yang berkonflik ialah orang-orang yang mempunyai pengikut. Karena perselisihan di antara pimpinan, para pengikut juga terlibat dalam konflik pimpinannya.
b) Konflik antara Individu dengan Kelompok
Arman, pemain penyerang andalan klub Bakalmaju. Ketika Arman menuntut kenaikan gaji pada klubnya, Arman dikeluarkan dari klub Bakalmaju. Namun insiden ini dimanfaatkan oleh klub Pasadadana, pesaing ketat Bakalmaju. Arman langsung ditarik ke klub itu dengan gaji yang lebih besar daripada klub sebelumnya. Sekarang Arman bertanding melawan mantan kesebelasannya, yang dulu dibelanya mati-matian.
Kalian juga dapat menemukan wujud konflik ini pada individu yang berani melawan kekuasaan suatu rezim. Walaupun akibat perlawanan itu, individu tersebut diberi cap atau stigma provokator, subversif, atau musuh negara.
c) Konflik antara Kelompok dengan Kelompok
Penduduk Kampung Menjangan bentrok dengan penduduk Kampung Sikumbang. Konflik yang berlarutlarut itu memakan banyak korban harta maupun jiwa. Kedamaian dan ketenangan hidup menjadi barang mahal dan sangat diidamkan warga. Melalui perantaraan aparat keamanan dicapailah persetujuan damai. Perlahan-lahan sikap penduduk kedua kampung berubah. Mereka berusaha saling menghargai dan mau bekerja sama untuk mewujudkan harapan bersama.
d) Konflik Antargenerasi
Para pemuda desa yang telah mengenyam pendidikan lanjut merasa tidak dapat menerima adatistiadat desa yang biasa menyediakan sesaji di tempat petilasan leluhur setempat sebelum mengadakan acaraacara penting. Mereka merasa itu tindakan yang tidak perlu dan bertentangan dengan keyakinan agama sehingga ingin mereka hapuskan. Para pemuda berusaha meluruskan keyakinan penduduk.
Suatu saat mereka akan mengadakan kegiatan yang biasanya didahului para penduduk dengan memberikan sesaji di tempat keramat itu. Namun, kali ini para pemuda sepakat tidak melakukannya. Tindakan ini menimbulkan reaksi warga yang meyakini adat-istiadat itu. Mereka merasa khawatir jika terjadi bencana karena leluhurnya murka. Hari demi hari berganti. Kegiatan yang diadakan dapat berjalan baik. Para pelakunya pun tetap selamat tidak kurang suatu apa. Ternyata tidak terjadi hal-hal yang dikhawatirkan. Penduduk mulai goyah keyakinannya. Tetapi setelah beberapa kali mereka membuktikan tidak adanya bencana akibat tidak menyediakan sesaji, akhirnya penduduk dapat mengubah perilakunya.
4) Pemberontakan dan Revolusi
Pemberontakan biasanya diawali dengan adanya ketidakpuasan dari sebagian anggota masyarakat terhadap sistem kekuasaan yang dianggapnya tidak cocok. Ketidakpuasan tersebut juga bisa diarahkan pada pemegang kekuasaan atau orangnya.
Wujudnya dapat berupa revolusi. Menurut pengertian yang lazim, revolusi diartikan sebagai perubahan radikal dalam sistem sosial politik. Kadang-kadang pengertian revolusi dikaitkan dengan perkembangan fundamental pada hampir semua bidang kemasyarakatan, sehingga dikenal pula istilah revolusi industri, revolusi kebudayaan, atau revolusi keagamaan. Revolusi sosial politik pada umumnya merupakan akibat kerontokan sebagian atau keseluruhan sistem pemerintahan lama. Rezim yang bertindak lalim dan tidak adil mendorong sebagian warga yang dirugikan untuk memberontak sehingga kekuasaannya terguling. Faktor penyebab lainnya berupa krisis ekonomi atau kekalahan dalam peperangan.
Tengoklah Revolusi 1848 sebagai salah satu contohnya. Revolusi 1848 adalah sederet pemberontakan tanpa kesatuan ideologi terhadap kekuasaan yang mapan di beberapa negara Eropa. Meskipun dapat dipadamkan, tetapi menyebabkan goncangan besar terhadap perkembangan politik di Eropa. Revolusi ini dimulai dengan pemberontakan di Paris, tanggal 22–23 Februari 1848, serta penggulingan monarki Orleans.
Permulaan bulan Maret 1849, kegiatan revolusioner dan lain bentuk agitasi timbul di sebagian besar negara-negara Jerman dalam Kekaisaran Habsburg, dan di Italia Utara dan Tengah. Para penghasut memusatkan kegiatan mereka untuk mengakhiri kekuasaan wangsa Habsburg di Lombardia dan Venesia. Kerusuhan juga timbul di Denmark, Swedia, Irlandia, dan Rumania. Gelombang revolusioner surut pada akhir tahun dan berakhir dengan kekalahan Republik Austria oleh tentara Kerajaan Austria di bulan Agustus 1849.
b. Faktor-Faktor Eksogen
Faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang bisa mendorong terjadinya perubahan sosial banyak ragamnya. Tiga di antaranya sebagai berikut.
1) Masuknya Kebudayaan dari Masyarakat Lain melalui Kontak Budaya
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan difusi, akulturasi, maupun asimilasi. Difusi yaitu penyebaran kebudayaan atau pengaruh dari satu daerah ke daerah lain yang terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. Akulturasi yaitu perpaduan dua buah kebudayaan yang menghasilkan suatu bentuk kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan unsur aslinya. Asimilasi yaitu bercampurnya dua buah kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru. Proses ini kadang mengakibatkan kebudayaan setempat berangsur-angsur lenyap. Unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk seperti teknologi baru, ide, gagasan, pemikiran, dan gaya hidup.
2) Kondisi Alam yang Berubah
Akibat bencana alam, seperti gempa bumi, gunung meletus, tsunami, atau banjir, dapat mengakibatkan perubahan di dalam masyarakat. Misalnya, para pengungsi harus meninggalkan tempat tinggalnya. Anak-anak mereka perlu mendapatkan pendidikan. Sanitasi yang buruk membahayakan kesehatan mereka sehingga dapat menimbulkan berbagai epidemi penyakit. Belum lagi masalah pembangunan kembali permukiman mereka. Semua hal itu tidak mungkin diatasi sendiri oleh para pengungsi karena kemampuan mereka yang terbatas. Terpaksa mereka mengandalkan bantuan dari berbagai pihak. Namun, jika bantuan itu tidak lagi mengalir akan timbul permasalahan sosial baru, seperti meningkatnya kejahatan.
3) Peperangan
Upaya tentara sekutu menjatuhkan rezim Saddam Husein memakan biaya sosial (sosial cost) yang besar. Selama perang berlangsung, rakyat mengalami kehidupan yang tegang dan mencekam. Korban-korban jiwa berjatuhan. Harta benda hancur lebur. Kebutuhan hidup menjadi susah dipenuhi. Keadaan tidak segera membaik pasca jatuhnya rezim Saddam Husein. Warga Irak mesti menjalani masa transisi menuju pemerintahan baru. Penderitaan panjang itu mengubah struktur dan pola kehidupan warga.
Sosiologi : Kelas X untuk SMA / MA / Penulis Joko Sri Sukardi dan Arif Rohman
Petani menjadi bergantung pada pupuk dan pestisida buatan pabrik yang harganya cukup mahal. Namun, pemakaian bahan-bahan kimia itu mematikan ikan, cacing, dan belut. Bersama adik dan tetangganya, Pak Suko mencoba kembali ke sistem pertanian lama. Mereka mengumpulkan bibit padi dari varietas lokal yang sudah ditinggalkan. Selama masa pencariannya, Pak Suko dan kelompoknya mencoba membudidayakan kembali 27 jenis padi lokal di sawah sewaan seluas 0,3 hektare. Lima belas jenis padi, antara lain rojo lele, ketan kuthuk, kenongo, menthik wangi, gethok, leri, papah aren, dan berlian, berhasil dibudidayakan.
Mereka mengganti pupuk kimia buatan pabrik dengan pupuk organik yang dibuat dari campuran bekatul, gula, terasi, dan kotoran kerbau. Untuk melawan wereng, laba-laba disebar di areal persawahan. ”Hasilnya, bertani lebih murah, ikan dan belut bisa dipanen, dan rasa berasnya lebih enak,” kata Pak Suko.
Saat mendirikan kelompok tani yang bernama Mino Sroyo Ngesti Rahardjo, mereka mengundang kepala desa, dinas perikanan, dinas pertanian tanaman pangan, dan aparat pemerintah lainnya. Selain menebar undangan, mereka juga mengumumkannya di Radio Siaran Pemerintah Daerah.
Undangan yang datang tidak begitu banyak. Hal ini disebabkan pada tahun 1990-an, saat kelompok taninya berdiri, pemerintah sedang gencar-gencarnya menurunkan petugas pertanian lapangan. Akibatnya, petugas selalu mendesak mereka untuk mengikuti cara bertani saat itu. Namun, Pak Suko bersama kelompoknya berani menentang model pertanian seragam itu. Dua tahun kemudian, mereka berhasil meraih kesuksesan. Keberhasilan itu mendorong banyak instansi ingin masuk dan mengaku sebagai pembinanya.
Kegigihan dan keberhasilan Pak Suko membuktikan bahwa jenis keragaman hayati Indonesia mampu memberikan hasil lebih baik daripada benih padi hasil rekayasa. Inilah yang dinilai tinggi oleh Yayasan Kehati (Keanekaragaman Hayati), sehingga Pak Suko berhasil meraih Kehati Award 2001. Kehati ialah organisasi nirlaba yang berdiri tujuh tahun lalu dan diketuai Prof. Emil Salim, bertujuan ikut menunjang kegiatan konservasi keanekaan dan pemanfaatan sumber daya hayati.
a. Faktor-Faktor Endogen
Seorang petani di Magelang berhasil mengembalikan sistem pertanian kuno tanpa pupuk dan pestisida. Hasilnya jauh lebih baik daripada pertanian yang dikampanyekan pemerintah Indonesia waktu itu. Untuk menganalisis kasus perubahan sosial tersebut, kalian perlu menyimak analisis para ahli ilmu sosial tentang faktor penyebab perubahan sosial. Perubahan sosial menurut David Mc. Clelland didorong oleh need for achievement (motivasi berprestasi) dari individu-individu dalam masyarakat itu. Apabila setiap individu memiliki motivasi untuk meraih prestasi terbaik, kelompok secara otomatis akan bergerak maju.
Senada dengan pendapat David Mc. Clelland dan Everette Hagen mengemukakan pentingnya creative personality (kepribadian kreatif) dalam mendorong perubahan sosial. Menurutnya, perubahan sosial akan terjadi jika ada perubahan kepribadian yang mengarah kepada kepribadian kreatif. Kepribadian kreatif atau kepribadian inovatif antara lain memiliki kebutuhan sangat besar terhadap otonomi dan keteraturan, pemahaman sendiri yang memungkinkannya tegas terhadap orang lain, serta kebutuhan untuk memelihara dan memikirkan kesejahteraan orang lain maupun kesejahteraan dirinya sendiri. Lain lagi pendapat yang dikemukakan Alvin L. Bertrand. Dia lebih menekankan pada komunikasi. Dengan adanya komunikasi di dalam masyarakat akan tercapai suatu pemahaman bersama antaranggota masyarakat. Selanjutnya, masyarakat dapat melakukan perubahan sosial.
Menurut Soerjono Soekanto (1989), terjadinya perubahan sosial didorong oleh faktor endogen dan faktor eksogen masyarakat. Yang dimaksud dengan faktor endogen ialah faktor yang berasal dari dalam masyarakat. Sedangkan faktor eksogen ialah faktor yang berasal dari luar masyarakat.
Secara umum, faktor-faktor endogen meliputi beberapa hal berikut.
1) Jumlah Penduduk
Besar kecilnya jumlah penduduk akan menentukan cepat lambatnya perubahan masyarakat. Penduduk yang padat lebih cepat berubah struktur dan kultur masyarakatnya dibandingkan dengan yang kurang padat. Misalnya, perubahan akibat urbanisasi. Karena banyak penduduk pedesaan pindah ke perkotaan, pedesaan hanya dihuni oleh warga berusia tidak produktif. Tinggal orang tua dan anak-anak saja. Komposisi penduduk yang semacam itu berpengaruh terhadap laju perubahan sosialnya. Program pembangunan yang dilaksanakan tidak mendapat dukungan warga. Akibatnya, perubahan menuju kondisi yang lebih baik tidak berjalan lancar.
Sebaliknya, urbanisasi menambah jumlah penduduk perkotaan. Apalagi pemerintah kota tidak mampu membatasi kedatangan orang-orang yang ingin mengadu nasib di sana. Sayangnya, pertambahan tenaga kerja produktif itu tidak dibarengi dengan perluasan lapangan kerja. Terjadilah penumpukan tenaga kerja produktif. Jumlah penganggur semakin besar, sementara kebutuhan hidup mereka tidak bisa ditunda pemenuhannya.
Yang terlintas di pikiran hanyalah melakukan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kejahatan pun meningkat. Karena kejahatan meningkat, penduduk kota meningkatkan kewaspadaan dengan membangun tembok rumah tinggitinggi, mencurigai setiap orang asing yang ditemui, serta membatasi lingkup interaksinya. Merebaklah sikap individualisme di masyarakat perkotaan. Perubahan sosial yang mencakup berbagai segi kehidupan bergulir.
2) Penemuan Baru
Salah satu bentuk penemuan manusia yang mengubah kehidupan masyarakat ialah mesin uap. Hasil penemuan abad ke-18 itu berawal dari upaya seorang Prancis bernama Denis Papin di akhir abad ke-17. Papin menggunakan uap untuk menggerakkan piston di dalam silinder. Bahkan Papin telah memanfaatkan mesin uap sederhana untuk menjalankan perahu. Pada tahun 1712 seorang Inggris, Thomas Newcomen, membuat mesin uap yang lebih praktis lagi. Mesin segera dipakai di berbagai tambang batu bara di seluruh Eropa. Mesin uap ini digunakan untuk memompa air dari pertambangan yang terkena banjir.
Ternyata, meskipun telah mengalami perbaikan, mesin uap Newcomen masih terlalu besar, kaku, dan lamban. Mesin ini juga membutuhkan batu bara yang banyak sekali untuk menghasilkan uap. Pada tahun 1764 di Glasgow (Skotlandia), James Watt diminta untuk memperbaiki mesin uap Newcomen. Dalam waktu lima tahun, Watt berhasil mengembangkan mesin yang jauh lebih baik. Ia mematenkan mesinnya pada tahun 1769 dan segera banyak dimanfaatkan. Tetapi Watt terus melakukan penyempurnaan. Sehingga tahun 1782, ia menggunakan uap untuk menggerakkan piston naik turun. Mesin uap Watt mengubah panas menjadi energi mekanis. Mesin itu berguna untuk menjalankan berbagai macam mesin. Inilah awal perubahan besar yang dikenal sebagai revolusi industri.
Paparan di atas membuktikan bahwa penemuan baru mendorong perubahan sosial. Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah terjadi dalam kehidupan masyarakat. Penemuan baru dibedakan menjadi discovery dan invention. Penemuan unsur-unsur kebudayaan baik berupa alat ataupun gagasan baru disebut discovery. Dalam revolusi industri, discovery berwujud mesin uap buatan Denis Papin.
Ketika masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan menerapkan penemuan discovery itu, terjadilah invention. Pengertian invention menunjuk pada upaya menghasilkan suatu unsur kebudayaan baru dengan mengombinasi atau menyusun kembali unsur-unsur kebudayaan lama yang telah ada dalam masyarakat. Dalam deskripsi di atas, invention berupa mesin uap yang disempurnakan oleh Thomas Newcomen dan James Watt.
Berbagai penemuan baru mendorong terjadinya perubahan sosial sebagai berikut.
a) Penemuan baru yang menyebar ke segala arah. Penemuan radio dapat menyebabkan perubahan di bidang-bidang lain, seperti pendidikan, perekonomian, pemerintahan, pertanian, perekonomian, jasa, perikanan, dan lain-lain.
b) Penemuan baru yang berdampak terjadinya perubahan yang menjalar dari satu lembaga ke lembaga kemasyarakatan yang lain.
Penemuan pesawat terbang dapat membawa pengaruh pada sistem transportasi udara. Perubahan sistem transportasi udara ini memengaruhi peralatan tempur, perubahan alat tempur memengaruhi organisasi kemiliteran, dan seterusnya.
c) Penemuan baru yang memunculkan suatu jenis perubahan. Penemuan kapal laut, peta bumi, dan alat kompas dapat menumbuhkan sikap kolonialisme.
3) Konflik dalam Masyarakat
Konflik di dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk.
a) Konflik antara Individu dengan Individu
Konflik ini bersifat individual. Seperti pada Maya dan Beta yang selama ini berteman karib. Suatu ketika Maya bertengkar dengan Beta karena Beta dianggap merahasiakan sesuatu yang ingin diketahui Maya. Mereka pun berpisah dan enggan bertemu satu sama lain. Perpisahan itu mengubah sikap Maya terhadap Beta. Maya menjadi enggan menyapa Beta. Demikian pula Beta.
Pada kasus yang lain, konflik tersebut dapat membawa perubahan sosial yang luas cakupannya. Hal ini bakal terjadi jika yang berkonflik ialah orang-orang yang mempunyai pengikut. Karena perselisihan di antara pimpinan, para pengikut juga terlibat dalam konflik pimpinannya.
b) Konflik antara Individu dengan Kelompok
Arman, pemain penyerang andalan klub Bakalmaju. Ketika Arman menuntut kenaikan gaji pada klubnya, Arman dikeluarkan dari klub Bakalmaju. Namun insiden ini dimanfaatkan oleh klub Pasadadana, pesaing ketat Bakalmaju. Arman langsung ditarik ke klub itu dengan gaji yang lebih besar daripada klub sebelumnya. Sekarang Arman bertanding melawan mantan kesebelasannya, yang dulu dibelanya mati-matian.
Kalian juga dapat menemukan wujud konflik ini pada individu yang berani melawan kekuasaan suatu rezim. Walaupun akibat perlawanan itu, individu tersebut diberi cap atau stigma provokator, subversif, atau musuh negara.
c) Konflik antara Kelompok dengan Kelompok
Penduduk Kampung Menjangan bentrok dengan penduduk Kampung Sikumbang. Konflik yang berlarutlarut itu memakan banyak korban harta maupun jiwa. Kedamaian dan ketenangan hidup menjadi barang mahal dan sangat diidamkan warga. Melalui perantaraan aparat keamanan dicapailah persetujuan damai. Perlahan-lahan sikap penduduk kedua kampung berubah. Mereka berusaha saling menghargai dan mau bekerja sama untuk mewujudkan harapan bersama.
d) Konflik Antargenerasi
Para pemuda desa yang telah mengenyam pendidikan lanjut merasa tidak dapat menerima adatistiadat desa yang biasa menyediakan sesaji di tempat petilasan leluhur setempat sebelum mengadakan acaraacara penting. Mereka merasa itu tindakan yang tidak perlu dan bertentangan dengan keyakinan agama sehingga ingin mereka hapuskan. Para pemuda berusaha meluruskan keyakinan penduduk.
Suatu saat mereka akan mengadakan kegiatan yang biasanya didahului para penduduk dengan memberikan sesaji di tempat keramat itu. Namun, kali ini para pemuda sepakat tidak melakukannya. Tindakan ini menimbulkan reaksi warga yang meyakini adat-istiadat itu. Mereka merasa khawatir jika terjadi bencana karena leluhurnya murka. Hari demi hari berganti. Kegiatan yang diadakan dapat berjalan baik. Para pelakunya pun tetap selamat tidak kurang suatu apa. Ternyata tidak terjadi hal-hal yang dikhawatirkan. Penduduk mulai goyah keyakinannya. Tetapi setelah beberapa kali mereka membuktikan tidak adanya bencana akibat tidak menyediakan sesaji, akhirnya penduduk dapat mengubah perilakunya.
4) Pemberontakan dan Revolusi
Pemberontakan biasanya diawali dengan adanya ketidakpuasan dari sebagian anggota masyarakat terhadap sistem kekuasaan yang dianggapnya tidak cocok. Ketidakpuasan tersebut juga bisa diarahkan pada pemegang kekuasaan atau orangnya.
Wujudnya dapat berupa revolusi. Menurut pengertian yang lazim, revolusi diartikan sebagai perubahan radikal dalam sistem sosial politik. Kadang-kadang pengertian revolusi dikaitkan dengan perkembangan fundamental pada hampir semua bidang kemasyarakatan, sehingga dikenal pula istilah revolusi industri, revolusi kebudayaan, atau revolusi keagamaan. Revolusi sosial politik pada umumnya merupakan akibat kerontokan sebagian atau keseluruhan sistem pemerintahan lama. Rezim yang bertindak lalim dan tidak adil mendorong sebagian warga yang dirugikan untuk memberontak sehingga kekuasaannya terguling. Faktor penyebab lainnya berupa krisis ekonomi atau kekalahan dalam peperangan.
Tengoklah Revolusi 1848 sebagai salah satu contohnya. Revolusi 1848 adalah sederet pemberontakan tanpa kesatuan ideologi terhadap kekuasaan yang mapan di beberapa negara Eropa. Meskipun dapat dipadamkan, tetapi menyebabkan goncangan besar terhadap perkembangan politik di Eropa. Revolusi ini dimulai dengan pemberontakan di Paris, tanggal 22–23 Februari 1848, serta penggulingan monarki Orleans.
Permulaan bulan Maret 1849, kegiatan revolusioner dan lain bentuk agitasi timbul di sebagian besar negara-negara Jerman dalam Kekaisaran Habsburg, dan di Italia Utara dan Tengah. Para penghasut memusatkan kegiatan mereka untuk mengakhiri kekuasaan wangsa Habsburg di Lombardia dan Venesia. Kerusuhan juga timbul di Denmark, Swedia, Irlandia, dan Rumania. Gelombang revolusioner surut pada akhir tahun dan berakhir dengan kekalahan Republik Austria oleh tentara Kerajaan Austria di bulan Agustus 1849.
b. Faktor-Faktor Eksogen
Faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang bisa mendorong terjadinya perubahan sosial banyak ragamnya. Tiga di antaranya sebagai berikut.
1) Masuknya Kebudayaan dari Masyarakat Lain melalui Kontak Budaya
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan difusi, akulturasi, maupun asimilasi. Difusi yaitu penyebaran kebudayaan atau pengaruh dari satu daerah ke daerah lain yang terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. Akulturasi yaitu perpaduan dua buah kebudayaan yang menghasilkan suatu bentuk kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan unsur aslinya. Asimilasi yaitu bercampurnya dua buah kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru. Proses ini kadang mengakibatkan kebudayaan setempat berangsur-angsur lenyap. Unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk seperti teknologi baru, ide, gagasan, pemikiran, dan gaya hidup.
2) Kondisi Alam yang Berubah
Akibat bencana alam, seperti gempa bumi, gunung meletus, tsunami, atau banjir, dapat mengakibatkan perubahan di dalam masyarakat. Misalnya, para pengungsi harus meninggalkan tempat tinggalnya. Anak-anak mereka perlu mendapatkan pendidikan. Sanitasi yang buruk membahayakan kesehatan mereka sehingga dapat menimbulkan berbagai epidemi penyakit. Belum lagi masalah pembangunan kembali permukiman mereka. Semua hal itu tidak mungkin diatasi sendiri oleh para pengungsi karena kemampuan mereka yang terbatas. Terpaksa mereka mengandalkan bantuan dari berbagai pihak. Namun, jika bantuan itu tidak lagi mengalir akan timbul permasalahan sosial baru, seperti meningkatnya kejahatan.
3) Peperangan
Upaya tentara sekutu menjatuhkan rezim Saddam Husein memakan biaya sosial (sosial cost) yang besar. Selama perang berlangsung, rakyat mengalami kehidupan yang tegang dan mencekam. Korban-korban jiwa berjatuhan. Harta benda hancur lebur. Kebutuhan hidup menjadi susah dipenuhi. Keadaan tidak segera membaik pasca jatuhnya rezim Saddam Husein. Warga Irak mesti menjalani masa transisi menuju pemerintahan baru. Penderitaan panjang itu mengubah struktur dan pola kehidupan warga.
Sosiologi : Kelas X untuk SMA / MA / Penulis Joko Sri Sukardi dan Arif Rohman
0 Komentar untuk " Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial"
Post a Comment
Silahkan ditanyakan jika ada yang bingung